Kamis, 12 Januari 2012

Ujian Lab??

1. PERAWATAN LUKA



Persiapan Alat
Persiapan pasien
Persiapan dini

1.PERSIAPAN ALAT
Tromol berisi handscon,kapas dan kasa (smwx steril)
Korentang pada tempatnya (untuk mengambil alat2 yg steril)
Bak instrument yg di dalamnya ada 2 pinset, pinset anatomi (untuk ambil kasa) & pinset ciruggi (untuk ambil benang jahitan)
Dua cucing steril (untuk menuang betadin dan alcohol)
Cucing besar tak steril (untuk menuangkan bensin)
Kapas kering tidak steril (digunakan untuk mengambil bensin)
Gunting plester
Plester
Bengkok

10. Handuk kecil

11. Perlak kecil

2.PERSIAPAN PASIEN
Persiapan lingkungan (tutup jendela, beri tirai/ tutup tirai, tutup pintu)
Komunikasi dengan pasien (permisi bu saya ingin melakukan……………. Agar …… dll #memanusiakan manusia#
Atur posisi pasien

3.PERSIAPAN DIRI
Melepaskan perhiasan
Cuci tangan
Mempersiapkan alat
Tiga buah kasa steril, empat buah kapas steril dan handscon dimasukkan k dalam bak instrument dg korentang
Tutup tromol dan bak steril
Tuang betadin dan alcohol pada cucing steril
Memotong plester sesuai kebutuhan
Pasang perlak dibawah pasien (pada bagian tubuh yang luka) *komunikasi dengan pasien*
Dekatkan alat pada pasien

10. Ambil kapas tak steril dan diberi bensin untuk melepas plester dari kulit dan dioleskan pada plester yang menempel pada kulit

11. Buka bak instrument

12. Memakai handscon

13. Buka plester menggunakan pinset anatomi

14. Kasa pada lapisan kedua diberi alcohol dengan memasukkan kapas steril ke dalam alcohol kemudian dioleskan pada kasa tadi, ambil kasa dengan cara mendatar agar luka yang kering tidak ikut terangkat dan buang ke bengkok

15. Kapas steril diberi alcohol dengan menggunakan pinset ditutulkan pada luka dari tepi kea rah dalam, di tekan-tekan agar pus atau darah dapat keluar

16. Ambil kapas steril masukkan ke dalam alcohol dengan membersihkan luka dari dalam keluar

17. Ambil kasa steril masukkan ke dalam betadin, ambil pinset satu lagi, jepit yang erat, peras, di taruh pada luka.

18. Ambil kasa kedua, lebarkan, ditaruh diatasnya

19. Lepas handscon. Masukkan ke dalam larutan klorin

20. Plester luka dari sisi tepi dulu baru tengah, fiksasi dengan rapat

21. Komunikasi dengan pasien

22. Rapikan alat2 dan rapikan pasien

23. Buang sampahx

(by: Finatul Ummu H)

2. NGT PADA BAYI



1.PERSIAPAN ALAT
Bak instrument berisi handscoon, tongspatel, selang NGT bayi, gunting klem.
Bengkok
Cucing
Gunting plester
Jeli
Spuit besar
Tisu
Kapas alcohol
Stetoskop


2.PERSIAPAN BAYI
Tidurkan bayi di atas bantal
Taruh perlak dibawah bayi
Memasang handuk di dada bayi

PERSIAPAN LINGKUNGAN
Tutup pintu
Tutup tirai

PERSIAPAN DIRI
Memakai celemek
Cuci tangan 7 langkah
Memakai handscoon 1 tangan

TINDAKAN
Ambil jeli sedikit, taruh si tangan yang ada handscoonnya
Ambil selang NGT untuk bayi
Lumuri selang NGT dengan jeli
Angkat kepala bayi dengan tangan, lalu masukkan selang ke dalam melalui hidung
Pengecekan:
Ambil toteskop, ambil spuit, masukkan udara dengan spuit, sambil didengarkan dengan stetoskop pada lambung, apabila ada bunyi angin berarti selang sudah masuk ke lambung (gastro)
Dengan aspirasi, caranya tarik dengan spuit, apabila keluar cairan lambung, berarti sudah masuk
Selang ditaruh di baskom berisi air, apabila keluar gelembung berarti masuk selang masuk ke paru2, apabila tidak keluar gelembung maka sudah masuk ke lambung
Lepas handscoon
Ambil plester dan gunting plester, lalu lakukan fiksasi kupu2 pada selang
Buka spuit masukkan nutrisi yang ada di dalam spuit ke selang dan tu2p klem selang
Masukkan air matang dengan dengan spuit (secukupnya), dengan maksud agar tidak ada sumbatan dalam selang, tutup klem selang

10. merapikan pasien

11. merapikan alat

12. cuci tangan

13. lakukan dokumentasi (tanggal pemasangan, identitas pasien, pemberian makanan)

3. MEMANDIKAN ORANG DEWASA




1.PERSIAPAN ALAT
Bak berisi air hangat
Bak berisi air dingin
Sabun mandi
Sikat gigi
Pasta gigi
Sampo
Sisir
2 Waslap
2 handuk

10. Bak instrument berisi handscoon, 5 kapas steril

11. Celemek

12. Baju ganti

13. Gelas

14. bengkok


2.PERSIAPAN PASIEN

3.PERSIAPAN DIRI

NB: ** setelah membersihkan badan, cuci waslap yg kotor pada air dingin, kemudian masukkan ke air hangat, dan gunakan tuk membersihkan pasien lagi.
Anjurkan pasien gosok gigi
Pakai celemek
Cuci tangan 7 langkah
Pasang handuk di bawah kepala pasien
Pakai handscoon
Pakai waslap
Celupkan waslap pada air hangat, peras airnya
Bersihkan wajah dengan air hangat, pada bagian mata, telinga leher jg dibersihkan
Lepas baju pasien

10. Kemudian pasang handuk di atas dada. Lalu usap dada dari atas ke bawah kemudian sabun dan bilas. Lalu lap dengan dengan handuk

11. Kemudian bersihkan tangan dari bawah ke atas. Lalu lap dengan handuk

12. Kemudian pasien dimiringkan, dan buka celana pasien

13. Pasang handuk di bawah pinggang pasien, lalu lap punggung dari atas ke bawah, kemudian di sabun dan dibilas. Lalu keringkan dengan handuk atas sedangkan bagian pantat dengan handuk bawah

14. Lalu bersihkan paha pasien yang atas

15. Lalu pasien miring ke kanan dan bersihkan paha yang atas kemudian lap

16. Lalu pasien dipasang baju. Dengan cara pasang satu tangan dulu lalu bajunya digulung dibawah punggung pasien

17. Pasang handuk dibawah perut pasien, dan di bawah kaki pasien, lalu bersihkan kaki pasien. Lalu di lap

18. Pakaikan celana pasien

4. PEMERIKSAAN URINE DAN DARAH

Persiapan Alat

Botol bersih / steril

Urine

Formulir

Etiket

Bengkok

Buku ekspedisi

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE DG METODE FEHLING

Tujuan

Untuk menentukan kadar gula dlm urine shg dpt diambil diagnosa

Cara Kerja

Persiapan alat

* handscoon

* celemek

* Fehling A & Fehling B

* Tabung reaksi dlm raknya

* Kertas saring dan corong

* Tabung reaksi

* Spuit 3 cc sebanyak 3 buah

* Lampu spirtus

* Larutan klorin 0,5 %

* korek api

PERSIPAN PASIEN

Px diminta untuk kencing dan urine ditampung

Jelaskan tujuan pemeriksaan

Urine pd tempatnya diberi label

PERSIAPAN PETUGAS

Mencuci tangan dan lap kering

Memakai sarung tangan

PROSEDUR TINDAKAN

Urine terlebih dulu disaring dgn kertas saring menggunakan corong ke dlm tabung reaksi

Dg menggunakan spuit masukkan ke dlm tabung reaksi urine fehling A : fehling B (6:3:3)

Panaskan tabung reaksi yg berisi campuran urine fehling A & fehling B dg menggunakan penjepit di atas lampu spirtus

Pegang miring dan goyangkan agar panas merata & tdk meluap keluar

Setelah mendidih diamkan sebentar dan lihat hasilnya:

hijau = negatif

kuning = +

oranye = ++

Coklat/merah bata = +++

Tulis Hasilnya

♂ Bersihkan dan rapikan alat

♂ Masukkan sarung tangan ke dlm larutan clhorin 0.5% dan lepas terbalik

♂ Cuci tangan & dilap kering

PEMERIKSAAN ALBUMIN URINE

Tujuan

Untuk mengetahui kadar protein dlm urine

Persiapan Alat

- Asam asetat 6% & pipet

- Tabung reaksi & raknya

- Penjepit tabung reaksi

- Kertas saring & corong

- Lampu spirtus

- Larutan Clhorin 0,5 %

- Sarung tangan, bengkok

Persiapan Pasien

* Px diminta BAK & urine ditampung

* Jelaskan tujuan pemeriksaan

* Beri etiket pd urine

* Persiapan petugas

* Mencuci tangan

* Memakai sarung tangan

PROSEDUR TINDAKAN
Saring urine terlebih dl dgn kertas saring & corong
Urine dituangkan ke dlm 2 tabung reaksi masing – masing 5 cc
Tabung 1 dipanaskan diatas lampu spirtus dgn posisi miring & digoyangkan sampai mendidih
Perhatikan ada kekeruhan atau tidak, bandingkan dgn tabung 2 (tabung pembanding)
Kemudian tetesi urine yg sudah dipanaskan dg asam asetat 6% 2-3 tts, lalu panaskan kembali.
amati apa ada perubahan :

- urine jernih = negatif

– keruh = +

– kekeruhan mdh dilihat & ada endapan halus = ++

– kekeruhan mdh dilihat & endapan terlihat lebih jelas = +++

– Urine sangat keruh disertai endapan menggumpal = ++++
Catat hasilnya & beritahu pada pasien
Bersihkan dan rapikan alat
Masukkan tangan ke dlm larutan clhorin dan buka sarung tangan secara terbalik.

PEMERIKSAAN HB DARAH DG METODE SAHLI

Persiapan Alat

q Hemoglobin sahli lengkap

q HCL 0,1 N & pipet

q Aquadest

q Kapas alkohol

q Lancet

q Kapas kering

q Bengkok

q Sarung tangan

q Larutan clorin 0,5 %

q Spuit 5 cc

PERSIAPAN

Persiapan petugas

Cuci tangan dan memakai sarung tangan

Langkah – langkah
Memberitahu px. Tindakan yg akan dilakukan
Memasukkan HCL 0,1N dlm tabung sahli sampai angka 2
Ujung jari dibersihkan dg kapas alkohol biarkan kering
Pegang bagian yg akan ditusuk supaya tdk bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
Tusuk dg memakai lanset steril dg arah tegak lurus
Buang tetes darah pertama dg kapas kering
menekan – nekan jari untuk mendapatkan cukup darah
Hisap 20 mikro liter darah dg pipet sahli bersihkan darah yg menempel pada bagian luar pipet
Masukkan darah tsb dg hati – hati dlm tabung sahli yg sudah berisi HCL 0,1 N
Bilas darah dlm pipet dg menghisap & mengeluarkan beberapa kali
Biarkan 2 menit agar hemoglobin berubah menjadi asam hematin
Encerkan larutan dg aquabidest tetes demi tetes sambil diaduk tiap kali menampahkan aquabidest sampai warna larutan sama dg warna pembanding
Bila sudah catat hasilnya & beritahu pd px.
Bersihkan dan rapikan alat
Masukkan tangan yg memakai sarung tangan ke dlm larutan clorin 0,5% dan lepas dg cara terbalik
Cuci tangan

5. PENCEGAHAN INFEKSI

1.PERSIAPAN ALAT
Korentang dan tempatnya
Kompor
Sarung tangan rumah tangga
Larutan klorin
Tiga duk
Bengkok
Celemek
Dua ember
Tromol berisi handscoon

10. Dua baskom

11. Timbangan gram

12. 2 cucing

13. Sikat

14. Sabun detergen

15. Dandang bersap

16. Kacamata

2.PROSEDUR KERJA
Persiapan diri
Memakai celemek
Mencuci tangan dengan tujuh langkah
Memakai sarung tangan rumah tangga
Membuat larutan klorin (cair=> perbandingan larutan 9:1), taruh pada baskom A
Merendam alat-alat kotor (gunting2, cucing, bak instrument, dll) pada larutan klorin selama 10 menit
Membuat larutan sabun pada baskom B
Memasukkan alat2 tadi ke dalam larutan sabun, sambil disikat sampai bersih (cuci bilas)
Bilas alat2 tadi pada air mengalir

10. Letakkan pada baki

11. Ambil dandang bersap:
Bagian bawah diisi alat2 yang terbuat dari besi (gunting2, bak instrument, dll), beri air
Bagian tengah diisi alat2 yang terbuat dari kain (duk, kasa, kapas, masker, dll)
Bagian atas diisi alat2 yang terbuat dari karet(handscoon, dll), alasi bagian bawah dengan dan setelah itu atasnya juga di tutup duk)

12. Setelah mendidih, mulai dilakukan perhitungan mengukus alat2 selama 20 menit

13. Lepas sarung tangan rumah tangga

14. Ambil sap bagian atas digoyang-goyang , taruh dan alasi dengan panci bersih , diangin2kan selama 4-5 jam/bila ingin segera dipakai, tunggu panasnya hilang dulu. Kemudian masukkan ke dalam tromol dengan korentang

15. Cara sama dg yang diatas, setelah kering masukkan duk, masker dll ke dalam tromol dengan korentang

16. Ambil sap bagian bawah, ambil gunting2, bak instrument dll, keringkan sebentar, lalu masukkan ke dalam bak instrument dengan korentang

17. Rapikan alat

(by: Finatul Ummu H)

6. PEMASANGAN INFUS

n Persiapan alat

n Infus set

n Cairan yg diperlukan

n Abocath

n Kasa steril dalam tempat

n Bethadine

n Kapas alkohol dalam tempat

n Plester

n gunting

n Tourniquet

n Kasa gulung

n Bengkok

n Tiang infus

n Perlak kecil dan alas

n Spalk jika perlu

n Persiapan pasien

n Memberitahu tindakan yg akan dilakukan

n Letak berbaring Px diatur sebaik mungkin

n Pakaian dibuka pd daerah yg akan dipasang infus

n Langkah-langkah

n Mencuci tangan

n Alat-alat yg sudah disiapkan dibawa ke dekat Px

n Perlak dan alasnya dipasang di bawah anggota badan yg akan dipasang infus

n Siapkan infus set, pastikan klem dalam keadaan terkunci, lalu pasang pd botol cairan

n Botol cairan dipasang pd tiang infus

n Isi tabung tetesan secukupnya, jangan terlalu penuh

n Buka klem dan alirkan cairan perlahan sampai udara tidak ada dalam selang, lalu tutup kembali

n Lengan Px bagian atas dibendung dg tourniquet

n Daerah/tempat untuk menusuk vena didesinfeksi, lalu jarum abocath ditusukkan ke vena dg lubang jarum menghadap ke atas

n Bila berhasil, darah akan keluar, jarum ditarik sedikit lalu abocath dimasukkan hingga penuh

n Tourniquet dilepas, jarum ditarik, ujung abocath pd tempat tusukan ditekan, lalu sambung selang infus, keluarkan cairan sedikit biar udara diujung selang tidak masuk vena

n Klem dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan

n Bila tetesan lancar, viksasi dg plester

n Tempat tusukan ditutup kasa

n Tetesan diatur sesuai dg yg ditentukan

n Anggota yg dipasang infus diatur letaknya agar jarum abocath tidak bergeser, bila perlu pasang spalk (pd anak-anak)

n Bereskan alat-alat yg telah digunakan

n Px dirapikan dan posisi diusahakan seenak mungkin

n Bila pemberian infus selesai, cara melepas infus distop plester dilepas kemudian jarum dicabut, bekas tusukan ditekan dg kapas alkohol, lalu ditutup dg plester

n Penyelesaian

n Merapikan alat

n Merapikan Px

n Pencatatan dan pelaporan

7. ATURAN DASAR INJEKSI
Bacalah daftar obat px yg menunjukkan jenis obat & cara pemberiannya.
Ambil spuit & jarum streril ditempatnya dg korentang.
Larutkan lebih dulu obat-obat yg akan dipakai.
Baca kembali daftar obat tsb,ambil obat yg dimaksud,lakukan desinfeksi dg kapas alkohol pd leher botol/ampul sebelum digergaji.Juga pd kare penutup flakon ( botol obat ).
Spuit diisi dg obat sesuai dosis yg ditentukan.Udara dlm spuit dikeluarkan,lalu spuit serta kapas alkohol dimasukkan ke bak spuit yg tersedia & langsung dibawa ke dekat pasien.
Baca kembali daftar pemberian obat & cocokkan dg papan nama/langsung tanyakan namanya pd px yg bersangkutan.
Posisi px diatur sesuai dg cara pemberian suntikan.Selanjutnya permukaan kulit didaerah yg akan disuntik di desinfeksi dg kapas alkohol,lalu obat disuntikkan.
Setelah selesai,jarum dicabut,bekas suntikan didesinfeksi dg kapas alkohol & ditahan sebentar agar darah tidak keluar.
Peralatan dibersihkan,dibereskan & dikembalikan ke tempat semula.


CARA INJEKSI INTRA CUTAN

n Jarum yg digunakan biasanya no.18,20 / khusus,spuit khusus.

n Permukaan kulit didesinfeksi,lalu ditegangkan dg tangan kiri.

n Lubang jarum menghadap ke atas,membuat sudut 15-20 dg permukaan kulit.

n Obat dimasukkan sampai permukaan kulit mengembung.

n Setelah obat masuk semua,jarum dicabut dg cepat.Bekas tusukan DILARANG DITEKAN/DIHAPUS.

n Setelah 5-10 mnt Lihat & catat reaksi yg terjadi pd daerah tusukan,laporkan hasilnya.

Injeksi Sub Cutan / SC

n Diberikan dengan menusukkan jarum pada area di bawah kulit yaitu pada jaringan konektif/lemak dibawah dermis.

n Yang lazim dipakai adalah lengan atas bagian luar, paha bagian depan, perut, area skapula, ventrogluteal dan dorsogluteal.

n Jangan berikan pada area yg nyeri, merah, pruritis/oedema.

n Berikan suntikan dengan kemiringan 450.

n Lakukan aspirasi sebelum memasukkan obat, jangan masukkan obat bila aspirasi keluar darah.

CARA INJEKSI SUB CUTAN / SC
Permukaan kulit di desinfeksi,lalu diangkat sedikit dg tangan kiri.
Jarum ditusukkan dg lubangnya menghadap ke atas & membentuk sudut 45 dg permukaan kulit.
Penghisap spuit ditarik sedikit,bila ada darah obat jangan dimasukkan.Bila tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan.
Setelah obat masuk semua,jarum dicabut dg cepat.Bekas tusukan jarum ditekan dg kapas alkohol.

Injeksi Intra muskular / IM
Memberikan obat melalui suntikan ke dlm jaringan otot.
Absorbsi lebih cepat, mencegah mengurangi iritasi obat.
Menyebabkan rasa nyeri, luka dikulit dan rasa takut pasien.
Tusukan pada posisi 900.
Tempat injeksi:
Otot DELTOID/pangkal lengan.
Otot QUADRISEP(1/3 tengah paha sebelah luar)
Otot GLUTEAL(1/3 bagian dr SIAS=Spina Iliaka Anterior Superior).

CARA INJEKSI INTRA MUSCULAR / IM

v Tentukan daerah yg akan disuntik,lalu permukaan kulit di daerah tsb di desinfeksi kapas alkohol.

v Jarum ditusukkan tegak lurus sudut 90 dg permukaan kulit.

v Penghisap spuit ditarik sedikit,bila ada darah obat jgn dimasukkan.Tapi bila tidak ada darah obat dimasukkan perlahan-lahan.

v Setelah obat masuk semua,jarum dicabut dg cepat.Bekas tusukan jarum ditekan dg kapas alkohol.


Injeksi Intravena

n Bereaksi sangat cepat karena langsung masuk pada peredaran darah/vena anggota gerak dan tidak memerlukan absorbsi.

n Perhatikan tehnik aseptik.

n Pasang turniket diatas area vena dan pasien disuruh menggenggam erat supaya terjadi distensi vena shg tampak jelas.

n Posisi tusukan jarum membentuk sudut 450.

n Lakukan observasi terhadap reaksi obat setelah melakukan injeksi.

n Tempat yg lazim digunakan :

n Vena sefalika

n Vena basilika

n Vena antebrakhial medialis

n Vena basilika tributaris

n Vena palmar digitalis

CARA INJEKSI IV

n Tentukan daerah yg akan disuntik,lalu lakukan pembendungan di bagian atasnya.Selanjutnya permukaan kulit di daerah tsb di desinfeksi dg kapas alkohol & ditegangkan.

n Pasang pengalas di bagian yg akan di suntik & dekatkan bengkok (nierbeken) ke bagian tubuh yg akan disuntik.

n Jarum ditusukkan ke dlm pembuluh darah yg di maksud dg lubang jarum menghadap ke atas.

n Penghisap spuit ditarik sedikit,bila jarum berhasil masuk ke dlm vena,darah akan masuk ke dlm spuit/mengalir sendiri.Tapi bila tidak ada darah yg keluar berarti jarum tidak berhasil & penyuntikan harus dipindahkan ke bagian lain.Setelah berhasil,bukalah segera karet pembendung.

8. NGT PADA ORANG DEWASA

1.PERSIAPAN ALAT
Bak instrument berisi handscoon, tongspatel, selang NGT, gunting klem.
Bengkok
Cucing
Gunting plester
Jeli
Spuit besar
Tisu
Kapas alcohol
Stetoskop

10. Gelas berisi air matang

2.PERSIAPAN PASIEN
Memberi tahu tindakan yang akan dilakukan
Tidurkan pasien di atas bantal
Mendekatkan alat pada pasien

PERSIAPAN LINGKUNGAN
Tutup pintu
Tutup tirai

PERSIAPAN DIRI
Memakai celemek
Cuci tangan 7 langkah
Mengatur posisi pasien dengan posisi highfowler
Memeriksa lubang hidung
Memasang perlak di bawah kepala pasien
Memasang handuk pada dada pasien
Memakai handscoon
Mengambil selang NGT pada tempatnya
Mengukur selang dengan metode tradisional, metode Hansen

10. Menaruh jeli pada bak instrument/ langsung pada handscoon

11. Melumuri selang dengan jeli

12. Memasukkan selang ke belakang tenggorokan dengan posisi ekstensi (menunduk)

13. Menyuruh pasien menelan selang, dengan cara memberi minum, pasien disuruh posisi normal

14. Untuk melanjutkan selang ke dalam lambung, pasien disuruh posisi flexi (menengadah)

15. Setelah masuk semua, cek dengan tongue spatel dengan cara pasien disuruh membuka mulut, lihat dengan cara menyenterinya

16. Pengecekan:
Memasukkan udara dengan spuit sebanyak 10-20 cc ke dalam lambung, kemudian dengarkan dengan stetoskop pada bagian perut kiri atas
Lakukan aspirasi, bila keluar cairan berarti sudah masuk ke dalam lambung, kemudian cairan masukkan ke dalam lambung kebali
Dengan memasukkan selang ke dalam air matang, posisi pasien ekspirasi, bila keluar gelembung, berarti selang masuk ke dalam paru-paru, bila tidak ada gelembung berarti sudah masuk lambung

17. Membuka hanscoon

18. Fiksasi dengan plester, usahakan tidak terjadi penekanan pada hidung

19. Rapikan pasien

20. Rapikan alat

21. Evaluasi kondisi pasien secara kontinyu

22. Cuci tangan

23. Lakukan pendokumentasian (tanggal dan jam pemasangan, perasat yang digunakan, keadaan pasien)

9. PEMERIKSAAN FISIK DEWASA

1.PERSIAPAN ALAT
Stetoskop
Tensi darah
Thermometer
Timbangan
Reflek hamer
Pengukur lila
Arloji/ stopwatch
Senter
Tongue spatel

10. Alcohol dan kapas?tissu

11. Air sabun

12. Air DTT

13. Alat ukur tinggi badan

14.

HAL PERTAMA YANG DILIHAT
1. Kesadaran pasien
2. Cara berjalan
3. Jenis kelamin
4. Raut wajah (biru, pucat, sembab)
5. Kebersihan pasien
6. Tingkat sakitnya

LANGKAH 1
1. Anamnesa
2. Mengukur berat badan dan tinggi badan
3. Pemeriksaan fisik
4. Tanda –tanda vital :

q Tensi (jantung arteri brachialis)

q Suhu (pada ketiak kiri, lalu tangan kiri dilipat ke perut)

q Nafas (Dengan melihat naik turunnya dada 15-20 kali/menit)




q Nadi (normal 60-80 kali/menit)

LANGKAH 2

Head to toot
1. RAMBUT
· (warna, jumlah, kerontokan, kebersihan kulit kepala)
· Inspeksi jika untuk menentukan ada benjolan apa tidak dengan palpasi
2. MATA
· Pabrex (cembung atau cekung matanya)
· Sclera
· Konjungtiva
· Reflek pupil
· Reflek kornea
3. HIDUNG
· Inspeksi (simetris apa tidak, ada polip apa tidak, kemudian palpasi hidung)
4. BIBIR
· Warna, kelembapan
· Gigi dan gusi
· Ada gigi palsu apa tidak
· Lidah (warna dan kebersihannya)
· Tonsil/ tonsisitas (ada infeksi apa tidak)
5. TELINGA
· Warna dan kesimetrisan
· Serumen (kebersihan di dalam telinga)
· Palpasi (telingan terasa nyeri, sakit atau tidak)
6. LEHER
· Inspeksi apakah ada infeksi pembesaran kelenjar tiroid
· Palpasi kelenjar tiroid (pasien disuruh menelan)
· Pasien disuruh mengejan untuk mengetahui ada atau tidaknya bendungan pada vena
7. DADA/PAYUDARA
· Inspeksi (simetris apa tidak, kebersihannya, warna kulit dan areola
· Palpasi (dari dalam keluar, memutar sampai ketiak)
· Perkusi untuk melihat suara normal apa tidak:

a) Sonor-> pada paru2

b) Timpani -> pada abdomen

c) Redup-> pada organ yang tidak ada udaranya

d) Pekak-> pada otot

e) Hipersonor-> pada lambung
· Auskultasi

a) Palpasi keseluruhan ak pasien sakit perut, artinya dari luar ketempat yang sakit

b) Khusus untuk pembesaran hati dan ginjal -> dari sias kana ditekan sampai iga kana ada benjolan apa tidak

c) Limfa-> dari sias kanan ke kiri

d) Ginjal -> ditekan dari bawah ke atas

e) Abdomen :
i. Inspeksi (tegang/kembung, ada bekas operasi apa tidak, ada benjolan apa tidak)
ii. Auskultasi
iii. Perkusi
iv. Palpasi
8. VAGINA
· Posisi pasien dorsal recumbent:
i. Buka vulva
ii. Ada cairan atau tidak
iii. Warna
iv. Bau, odem, bersihkan usap 3 kali
· Palpasi -> pada kelenjar bartolini dengan 2 jari, dengan menggunakan handscoon, untuk mengetahui pembesaran kelenjar bartolini
· Ekstermitas:
i. Palpasi pada tulang kering (kaki)
ii. Kaki semetrik apa tidak
iii. Jari-jari (polidating-> kekebihan jari, sindatif-> kekurangan jari)
iv. Oden atau tidak
v. Ada varises apa tidak (dengan pasien posisi sim)
vi. Periksa anus ada hemoroid apa tidak
vii. Ukur lingkar lengan (lengan bagian kiri)
viii. Lutut ditekuk kemudian pukul dengan reflek hamer
9. Rapikan pasien

10. Rapikan alat

11. pendokumentasian





10MEMANDIKAN BAYI

1. PERSIAPAN ALAT
1. Pantum bayi
2. Gedong
3. Sarung tangan bayi
4. 2 wslap
5. Popok +baju bayi
6. Topi bayi
7. Celemek
8. 3 cucing, a. berisi kasa steril, b. berisi 4 kapas DTT, c. berisi kasa yg diisi air DTT/ kasa DTT
9. Bak instrument berisi handscoon

10. Sabun bayi

11. Bedak bayi

12. Tempat pakaian kotor

13. Bak mandi

14. Timbangan bayi

15. 2 handuk

16. Thermometer rectal

17. Cotton bat

18. Bengkok
19. Sisir

NB: persiapan timbangan di beri alas


2.PERSIAPAN PASIEN

Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada keluarga bayi

3.PERSIAPAN DIRI

1. Cuci tangan
2. Memakai celemek
3. Persiapan tempat ( di tempat datar)
4. Persiapan air hangat di bak
5. Membuka 2 handuk
6. Menyiapkan gedong-popok-baju (beri bedak pada baju bila perlu)
7. Bayi diambil (cara mengambil bayi adalah tangan kiri menyangga leher dan bahu bayi, tangan kanan memegang kaki, dengan jari tengah diantara kaki kanan dan kiri bayi
8. Diletakkan di handuk pertama
9. Membersihakan mata, dengan menggunakan kapas DTT, kepala disanggah, dibersihkan dari pangkal hidung ke samping, satu kali usap, ganti yang sebelah kiri

10. Lihat hidungnya, bersihkan dengan cotton bat , bila ada kotoran

11. Lihat mulutnya, bila ada bekas susu dibersihkan dengan kapas DTT, kapas DTT dipilin dengan jari telunjuk, masukkan ke dalam mulut dan bersihkan mulut

12. Lihat telinganya

13. Membuka popok bayi, bila bayi BAB,bersihkan dengan kasa DTT

14. Ukur suhu pada bagian rectal, bayi dimiringkan, masukkan thermometer rectal sampai batas tembaga ke anus, ditunggu 3-5 menit, lihat hasilnya, dan catat

15. Buka baju bayi, buka juga bungkusan pada tali pusar, bila lengket beri air hangat dulu

16. Melakukan penimbangan, catat hasilnya

17. Pakaian yang kotor di buang pada tempat sampah

18. Ambil waslap, rendam dengan air hangat

19. Kepala diangkat, bersihkan rambut

20. Basahi wajah, leher, ketiak kiri kanan, tangan kiri kanan, dada, perut, punggung, kaki kanan kiri, alat genitalia

21. Waslap dilepas

22. Keramasi rambut bayi dengan sampo bayi

23. Beri sabun, mulai dari leher, ketiak kiri kanan, tangan kiri kangan, dada, perut, punggung, kaki kanan kiri, alat genitalia

24. Ganti waslap yang bersih

25. Waslap dicelupkan pada air hangat

26. Bersihkan sisa sabun pada tubuh bayi

27. Bayi diangkat,kemudian letakkan ke bak dengan posisi bayi setengah duduk, kemudian dibilas mulai dari kepala, leher, ketiak kiri kanan, tangan kiri kangan, dada, perut, punggung, kaki kanan kiri, alat genitalia

28. Angkat bayi, letakkan pada handuk yang kedua

29. Bayi dikeringkan dengan handuk, mulai dari kepala, leher, ketiak kiri kanan, tangan kiri kangan, dada, perut, punggung, kaki kanan kiri, alat genitalia

30. Bayi diletakkan pada pakaian yang sudah dipersiapkan

31. Ambil kasa steril kering, untuk membungkus tali pusar

32. Beri minyak telon, pada bagian dada,punggung, perut, telapak tangan, telapak kaki

33. Beri bedak, jangan terlalu tebal pada tempat lipatan dan alat genitalia

34. Baju dipakaikan, popok juga, jika ada pasang topi, sarung tangan, beri bedak juga pada wajah, boleh di sisir juga

35. Bayi di bedong (prinsip kepala tertutup)

36. Menilai keadaan bayi (pucat, biru, sehat)

37. Menyerahkan bayi pada keluarga

38. Bereskan peralatan

39. Celemek di lepas

40. Cuci tangan

41. Pendokumentasian ( suhu, berat badan, tanggal jam pemandian, keadaan bayi sebelum dan sesudah dimandikan)

11. MEMBERIKAN HUKNA RENDAH/TINGGI




PERSIAPAN ALAT
1. Irigator/ selang karet
2. Canula rectal
3. Air hangat 40,5 – 43,5 derajat celcius sebanyak 1 liter untuk hukna rendah dan 2 liter hukna tinggi
4. Tromol berisi handscoon
5. Tissue
6. Korentang pada tempatnya
7. Air untuk cebok
8. Jeli
9. Lap

10. Perlak

11. Handuk

12. Celemek

13. Tiang infus

14. Pispot

15. Bengkok


PERSIAPAN PASIEN
1. Dekatkan alat pada pasien
2. Tutup jendela, tirai dan pintu
3. Komunikasi dengan pasien, jelaskan prosedur yang akan dilakukan, lakukan juga inform consent

PERSIAPAN DIRI

( Huknah rendah)
1. Pasang celemek
2. Cuci tangan 7 langkah, kemudian lap tangan
3. Memakai handscoon
4. Memasang perlak
5. Mengatur pasien dengan posisi sim kiri
6. Memasang handuk pada pantat pasien dengan bagian kanan lebih panjang
7. Lepas celana pasien
8. Mengukur tinggi irigator (50 cm)
9. Memasang irrigator pada tiang infuse, air dimasukkan, keluarkan sedikit air, hingga udara dalam selang tidak ada

10. Mendekatkan bengkok ke pasien

11. Memberi jeli pada kanula rekti

12. Masukkan pada anus sampai 7,5 cm

13. Sebelum airnya habis, cabut kanula rekti

14. Kembalikan posisi pasien ke posisi normal

15. Menanyai pasien, apakah sudah ingin BAB

16. Bila pasien ingin BAB, tawarkan mau BAB di pispot atau toilet

17. Angkat bokong pasien, letakkan pispot di bawah anus pasien

18. Bila sudah selesai, ambil tisu, dan ceboki pasien dengan air yang sudah ada, kemudian keringkan dengan handuk

19. Lepaskan handuk, suruh pasien pakai celana

20. Handuk dilipat/ letakkan pada tempat pakaian kotor

21. Rapikan pasien

22. Rapikan alat

23. Lepas handscoon

24. Cuci tangan 7 langkah , keringkan dengan lap

25. Buka celemek

26. Memberi tahu pasien, bahwa prosedur selesai dilakukan

27. Buka tirai, pintu, jendela

28. Pendokumentasian
· (identitas pasien,
· tanggal jam waktu pemasangan,
· keadaan pasien sebelum dan sesudah pemasangan,
· tindakan,
· jumlah,
· warna
· dan bentuk(konsistensi->cair/ lunak/padat),
· nama petugas, TT

Minggu, 11 Desember 2011

Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Urinaria)

A. Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :

1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.

Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.

Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.

Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.

Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.


a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.


3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:

1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.

2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :

1. Tes untuk protein albumin

Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine.

2. Mengukur konsentrasi urenum darah

Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal (20 – 40) mg%.

3. Tes konsentrasi

Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat jenisnya naik.

d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.

Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.

2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).


Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

1. Uretra Prostaria

2. Uretra membranosa

3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

C. Urine (Air Kemih)

1. Sifat – sifat air kemih

- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.

- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.

- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

- Baerat jenis 1.015 – 1.020.

- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih

- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin

- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

- Pigmen (bilirubin, urobilin)

- Toksin

- Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.

b. Proses reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.

Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

4. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.

Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.

5. Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.

Daftar Pustaka

Luvina, Evi Dwisang, (2003), Inti Sari Biologi Untuk SMA, Jakarta : Gramedia.

Prawirohartono Slamet, (1991), IPA Biologi SMP, Jakarta : Gramedia.

Syamsuri Istamar, (2004), Biologi Untuk SMA, Jakarta : Erlangga.

Syarifuddin, (1992), Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC.

Gambar ginjal, (2008), www.geoogle.com

Gambar proses pembentukan urine, (2008), www.geoogle.com

http://nurad1k.blogspot.com/2010/02/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html