Minggu, 31 Mei 2009

“ASUHAH KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM”

BAB I
PENDAHULUAN

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielititis, dan sebagainya.(1)
Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, 1,5 – 2 % mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius. Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan. Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 - 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama hari terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.

B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik; juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomic pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Beberapa factor predisposisi dan factor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut.
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa factor hormone memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khoralis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan factor organic.
3. Alergi. Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu factor organic.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
Hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.
· Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya adalah :
· Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan pertama kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah
· Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual dan muntah
· Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena memberikan ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan sehingga menyebabkan mual dan muntah
· Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning sickness
· Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan 15 g lemak jenuh setiap harinya
· Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan dengan HG juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada lambung
C. Patologi
Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh bermacam sebab.
1. Hati. Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasihanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis; degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Dapat ditambahkan bahwa separoh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.
2. Jantung. Jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya artrofi; ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
3. Otak. Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati Wernicke dapat dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempat).
4. Ginjal. Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti,

D. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormone estrogen ini tidak, mungkin berasal dari system saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi factor psikologik merupakan factor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lembung spastic dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan kerbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.Di samping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat pula terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss), dengan akibat peradangan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif.

E. Gejala dan tanda
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.
Tingkatan I. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mongering dan mata cekung.
Tingkatan II. Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mongering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
Tingkat III. Keadaan umumlebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat; suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala; nistagamus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

F. Pengelolaan dan penatalaksanaan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam rumah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan the hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan factor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
1. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Sedativa yang sering diberikan adalah phenoberbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidium yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan/minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin Bkompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pulas asam amino secara intravena.
Dibuat daftar control cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk memberikan minuman, dan lambat laun minum dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan di atas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organic. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
Pencegahan hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, keyakinan bahwa mual, muntah, kadang-kadang merupakan gejala fisiologik pada kehamilan muda yang akan hilang pada kehamilan 4 bulan. Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering, waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat. Makan yang berminyak dan berbau menyengat sebaiknya dihindari. Makan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan hangat atau sangat dingin
Konsep pengobatan psikologik
1. Isolasi pengobatan psikologis
Dengan isolasi di ruangan dapat meringankan wanita hamil karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan informasi, komunikasi, edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan kehamilan
2. Pemberian cairan pengganti
Dalam keadaan darurat diberikan cairan pengganti sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang dapat diberikan adalah glukosa 5% sampai 10%dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang. Dalam cairan ditambahkan vitamin C.B komplek atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolisme
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan. Hilangnya rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan sserta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini
4. Obat-obat yang dapat diberikan
a. Sedativa ringan - Phenobarbital (luminal) 30 mg - Valium b. Anti alergi - Anti histamine - Dramamin - Avomin c. Obat anti mual – muntah - Mediamer B6 - Emetrolen - Stimetil - Avopregd. Vitamin - Terutama vitamin B komplek - Vitamin C
5. Menghentikan kehamilan
Pada berbagai kasus pengobatan tidak berhasil malah terjadi kemandulan dan keadaan semakin memburuk, sehingga diperlukan pertimbangan untuk mengakiri kehamilannya, keadaan yang perlu dipertimbangkan gugur kandungan diantaranya: a. Gangguan kejiwaan - Delirium - Apatis, samnolewn sampai koma - Terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernikeb. Gangguan penglihatan - Perdarahan retina - Kemunduran penglihatanc. Gangguan faal - Hati dalam bentuk icterus - Ginjal dalam bentuk anuria - Jantung dalam pembuluh darah terjadi nadi meningkat - Tekanan darah menurun

G. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

H. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
Diagnosa Keperawatan yang muncul
1. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang
Tujuan :
a. Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal, memberikan makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan besi
b. Mengikuti diet yang dianjurkan
c. Mengkonsumsi suplemen zat besi/ vitamin sesuai resep
d. Menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai (biasanya 1,5 kg pada akhir trimester pertama)
Intervensi
a. Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.
b. Dapatkan riwayat kesehatan, cacat usia (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dari 35 tahun)
c. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi
d. Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal dan suplemen vitamin / zat besi setiap hari
e. Evaluasi motivasi/ sikap dengan mendengar keterangan klien dan meminta umpan balik tentang informasi yang diberikan
f. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai dengan budaya dan hal – hal tabu selama kehamilan
g. Perhatikan adanya pika/ ngidam. Kaji pilihan bahwa bukan makanan dan tingkat motivasi untuk memakannya
h. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya. Berikan inforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum
i. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/ muntah
j. Kesampingkan muntah pernisiosa (hiperemesis gravidarum )
k. Pantau kadar hemoglobin (Hb, Hematokrit)
l. Tes urine terhadap aseton, albumin dan glukosa
m. Ukur pembesaran uterus
n. Buat rujukan yang perlu sesuai dengan indikasi (misal pada ahli diet, pelayanan sosial)
o. Rujuk pada program makanan wanita, bayi, anak-anak dengan tepat
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
Tujuan :
a. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekuensi dan keparahan mual/ muntah
b. Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
c. Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi
d. Tentukan frekuensi / beratnya mual/ muntah
e. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya ulkus peptikum, gastritis,kolesistitis)
f. Anjurkan klien mempertahankan masukan/ keluaran, tes urine dan penurunan berat badan setiap hari.
g. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, tekanan darah (TD), suhu, masukan/ keluaran, dan berat jenis urine
h. Timbang berat badan klien dan bandingkan dengan standar
i. Anjurkan peningkatan masukan minimal berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (misalnya popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh, penurunan metabolisme sel
Tujuan :
a. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera/ tingkat energi
b. Mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur
Intervensi
a. Pantau respon fisiologis terhadap aktifitas, misal : perubahan tekanan darah, atau frekuensi denyut jantung/ pernafasan
b. Buat tujuan aktifitas realistis dengan pasien
c. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan aktifitas untuk periode bila pasien mempunyai banyak energi. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam perencanaan jadwal
d. Dorong pasien untuk melakukan kapanpun. Misal : perawatan diri, bangun dari kursi, berjalan
e. Berikan latihan rentang gerak pasif/ aktif pada pasien yang terbaring di tempat tidur
f. Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah, singkirkan perabotan, bantu ambulasi
g. Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi
h. Rujuk pada therapi fisik/ okupasi

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.
2. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor endokrin lainnya.
3. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal
4. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi, tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan perdarahan gastrointestinal
5. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat
6. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya
7. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi obat-obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.
8. Diagnosa dari hiperemesis gravidarum yaitu:
· Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang
· Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
· Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh, penurunan metabolisme sel

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/hiperemesis-gravidarum.html
http://cakmoki.blogsome.com/2006/09/22/
http://72.14.235.132/search?q=cache:7025mVtBN0QJ:ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/hiperemesis_gravidarum.ppt+definisi+hiperemesis+gravidarum&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://www.klikdokter.com/illness/detail/22
http://perpus-akmr.blog.co.uk/2008/02/27/hiperemesis-gravidarum-3786624/

Tidak ada komentar: