Minggu, 31 Mei 2009

Askep Hemoroid

BAB I
PENDAHULUAN


Hemoroid dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien, merupakan penyakit yang sering dijumpai, dan telah ada sejak jaman dahulu. Namun masih banyak masyarakat belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini. Banyak orang awam tidak mengerti daerah anorektal (anus dan rektum) dan penyakit-penyakit umum yang berhubungan dengannya. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah berupa tinja keluar dari dalam tubuh. Sedangkan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan di atas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Sepuluh juta orang di Amerika dilaporkan menderita hemoroid, dengan prevalensi lebih dari 4 %.
Penelitian menunjukkan bahwa ada 1,5 juta resep untuk penyakit hemoroid setiap tahunnya. Yang menggembirakan, disebutkan pula bahwa dari tahun ke tahun, jumlah penderita hemoroid yang menjalani rawat inap di rumah sakit semakin berkurang. Puncak tertinggi pada tahun 1974, sebanyak 117 orang dari 100.000 orang menderita hemoroid. Lalu pada tahun 1987 jumlah penderita berkurang menjadi 37 orang saja dari 100.000 orang, dengan umur rata-rata penderita antara 45-65 tahun
Hemorroid atau “wasir” merupakan vena varikosa pada kanalis dan dibagi menjadi 2 jenis yaitu, hemorroid interna dan eksterna. Hemorroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media, sedangkan hemoroid eksterns merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, hemoroid eksterna timbul di sebelah atas (atau di sebelah proksimal) sfingter.
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering dijumpai dan terjadi sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.
Hemorrhoid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoridalis. Telah diajukan beberapa factor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostate, fibroid uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu, system portal tidak mempunyai katup, sehingga mudah terjadi aliran balik.
Hemoroid eksterna diklasifisikasikan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan suatu hematoma, walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksternal akut. Bentuk ini sering terasa sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit mrupakan reseptor nyeri. Kadang-kadang perlu membuang trombus dengan anestesi lokal atau dapat diobati dengan “kompres duduk” panas dan analgesik. Hemoroid eksterna kronis atau skin tag biasanya merupakan sekuele dari hematoma akut. Hemoroid ini berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna dikelompokkan dalam derajat I, II, dan III. Hemoroid interna derajat I (dini) tidak menonjol melalui kanalis ani hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan proktoskopi. Lesi ini biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri serta anterior kanan, mengikuti penyebaran cabang-cabang vena hemoroidalis superior, dan tampak sebagai pembengkakan globular kemerahan. Hemoroi interna derajat II mengalami prolaps melalui kanalis ani setelah defekasi; hemoroid inidapat mengecil spontan atau dapat direduksi (dikembalikan ke dalam) secara manual. Hemoroid derajat III mengalami prolaps secara permanen. Gejala hemoroid interna yang paling sering adalah perdarahan tanpa nyeri pada daerah ini. Sebagian besar kasus hemoroid adalah hemoroid campuran interna dan eksterna.
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, trombosis, dan strangulasi. Hemoroid strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh sfingter ani.
Diagnosis hemoroid ditegakkan melalui inspeksi, pemeriksaan digital, dan pemeriksaan proktoskopi atau anaskopi. Dokter perku menyingkirkan kemungkinan karsinoma apabila hemoroid dan perdarahan terjadi pada penderita usia pertengahan dan usia lanjut. Sebagian besar penderita hemoroid tidak perlu menjalani pembedahan. Pengobatan medis adalah “kompres duduk” atau bentuk pemanasan basah lain, tirah baring, pelunak feses untuk mencegah konstipasi, diet tinggi serat, dan penggunaan supositoria. Eksisi bedah dapat dilakukan bila perdarahan menetap, terjadi prolaps, atau terjadi pruritus dan nyeri anus yang tidak dapat diatasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 an, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu hemoroid interna yang terjadi diatas sfingter anal dan hemoroid eksternal yang terjadi diluar sfingter anal.
Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah (tinja, kotoran) keluar dari dalam tubuh. Rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar. Berdasarkan letak, hemoroid dibagi menjadi 3 yaitu hemoroid eksterna, interna, dan campuran. Dikatakan eksterna karena benjolan terletak dibawah linea pectinea. Hemoroid eksternus mempunyai 3 bentuk yaitu bentuk hemoroid biasa yang letaknya distal linea pectinea, bentuk trombosis, dan bentuk skin tags. Biasanya benjolan pada hemoroid eksternus akan keluar dari anus bila mengedan, tapi dapat dimasukkan kembali dengan jari. Rasa nyeri pada perabaan menandakan adanya trombosis, yang biasanya disertai penyulit seperti infeksi atau abses perianal.
Berlawanan dengan hemoroid eksterna, benjolan pada hemoroid interna terletak diatas linea pectinea. Hemoroid interna merupakan benjolan dari vena hemoroidalis internus yang dilapisi epitel dari mukosa anus. Pada posisi litotomi, benjolan paling sering terdapat pada jam 3, 7, dan 11. Ketiga letak itu dikenal dengan three primary haemorrhoidal areas.


Hemoroid diklasifikasikan menjadi hemoroid eksterna dan interna.
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis, yaitu:
1. Derajat I: bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop;
2. Derajat II: pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.
3. Derajat III: pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari.
4. Derajat IV: prolaps hemoroid yang permanen, rentan, dan cenderung untuk mengalami trombosis atau infark.
Untuk melihat risiko perdarahan, hemoroid dapat dideteksi olek adanya stigmata perdarahan berupa bekuan darah yang masih menempel, erosi, kemerahan di atas hemoroid.

B. Angka Kejadian

Wasir memang menjadi momok bagi segelintir orang yang menderitanya. Benjolan didalam anus yang mau tak mau ’dibawa’ setiap hari sangat membuat rasa tidak nyaman. Duduk, salah. Berdiri, juga salah. Apalagi kalau hendak buang hajat, meringis kesakitan.
Hemoroid (wasir) hampir sama bentuknya dengan varises, penyakit yang biasanya terdapat daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya, hemoroid terdapat pada anus. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, menurut dr Toar JM Lalisang SpB-KBD dalam Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran (KPPIK) 2005, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus).
Secara keseluruhan berdasarkan statistik, jumlah tindakan hemoroidektomi menurun. Puncaknya terjadi tahun 1974 dimana hemoroidektomi dilakukan sebanyak 117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) menjadi 37 per 100.000 orang.
Hemoroid tidak pandang bulu. Baik laki-laki maupun perempuan punya risiko yang sama. Di sisi lain, risiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia. Usia puncak adalah 45-65 tahun.
Probosuseno juga menjelaskan, semua orang dapat terkena wasir. Namun yang paling sering adalah multipara (pernah melahirkan anak lebih dari sekali). Insidensinya sekitar 5-35 % dari masyarakat umum dan terutama yang berusia lebih dari 25 tahun, dan jarang terjadi di bawah usia 20 tahun kecuali wanita hamil.
Wasir (hemorrhoid) pada ibu hamil umumnya terjadi akibat tekanan mendesak dari pertumbuhan janin pada vena hemorrhoid. Perlu diketahui, ibu hamil sangat rentan menderita wasir karena meningkatnya kadar hormon seks wanita, yang melemahkan dinding vena di bagian anus. Banyak ibu hamil yang menderita wasir setelah 6 bulan usia kehamilan karena adanya peningkatan tekanan vena dalam area panggul.
Beberapa wanita juga mengalami wasir selama persalinan akibat tekanan bayi yang kuat. Komplikasi setelah melahirkan juga memicu terjadinya wasir. Sebagai contoh, lembutnya daerah vagina dan bagian anus acap menyebabkan beberapa wanita sering menunda buang air besar, sehingga memicu terjadinya sembelit dan wasir.
Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa wasir merupakan penyakit keturunan. Jika orangtua punya wasir, maka si anak juga berisiko terkena wasir. Namun sebenarnya, wasir yang disebabkan karena keturunan presentasinya tidak dominan. Hanya sekitar 10-15 %.
Hampir 50–60 % manusia dewasa mempunyai wasir. Namun, tidak semua penderita wasir butuh pengobatan. Jika tonjolan wasirnya tidak besar, hanya berdarah 2 atau 3 bulan sekali dan tidak ada keluhan. Maka tidak perlu diobati, apalagi dioperasi. Tapi kalau sudah terasa sakit, nyeri, sering berdarah dan tonjolan terasa terganggu, barulah perlu untuk diobati.
C. Penyebab

Wasir bisa terjadi karena peregangan berulang selama buang air besar, dan sembelit (kesulitan buang air besar, konstipasi) bisa membuat peregangannya bertambah buruk.
Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-kadang menyebabkan terbentuknya wasir.
Wasir dapat diakibatkan oleh hal-hal berikut di bawah ini sehingga perlu diwaspadai dan dihindari :
1. Terlalu banyak duduk.
2. Diare menahun.
3. Kehamilan ibu hamil yang diakibatkan perubahan hormon.
4. Keturunan penderita wasir
5. Hubungan seks yang tidak lazim, anal seks.
6. Penyakit yang membuat mengejan penderita. Misalnya: pembesaran prostat jinak ataupun kenker prostat, penyempitan saluran kemih, dan sering melahirkan anak.
7. Sembelit / konstipasi / obsitpasi menahun. Penyebab susah buang air ini adalah kurang minum, kurang makan serat, kurang olah raga atau banyak duduk dan mengangkat barang yang berat-berat.
8. Penekanan kembali aliran darah vena. Seperti pada kanker dubur, radang dubur, penyempitan dubur, kenaikan tekanan pembuluh darah porta (di dalam rongga perut), sakit lever jenis sirosis (mengkerut), lemah jantung, dan limpa bengkak.
9. Melahirkan
10. Obesitas
11. Usia lanjut
12. Batuk berat
13. Mengangkat beban berat
14. Tumor di abdomen/usus proksimal



D. Faktor Predisposisi

1. Anatomik : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemoroidalis kurang mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.
2. U m u r : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis.
3. Keturunan : dinding pembuluh darah lemah dan tipis
4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk hemoroid.
5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen, misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan sering mengejan pada waktu defekasi.
6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada sekresi hormone relaksin.
7. Fisiologi : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita sirosis hepatis.
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan, atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko/pencetus. Faktor risiko hemoroid antara lain mengejan pada saat buang air besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca), peningkatan tekanan intra abdomen yang disebabkan oleh tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan karena tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik atau diare yang berlebihan, hubungan seks per-anal, kurang minum air, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang olahraga/imobilisasi.

E. Faktor Pencetus

Asupan serat yang kurang dan kehamilan adalah faktor pencetus untuk terjadinya hemoroid. Penekanan pada rektum dan vagina akibat pertumbuhan dari bayi dapat menyebabkan hemoroid pada wanita hamil. Dalam suatu penelitian, dikatakan bahwa 8% wanita hamil mengalami hemoroid pada 3 bulan terakhir kehamilan

F. Patofisiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan, termasuk konstipasi atau diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik .
Hemoroid adalah bagian normal dari anorektal manusia dan berasal dari bantalan jaringan ikat subepitelial di dalam kanalis analis. Sejak berada di dalam kandungan, bantalan tersebut mengelilingi dan mendukung anastomosis distal antara a. rectalis superior dengan v. rectalis superior, media, dan inferior. Bantalan tersebut sebagian besar disusun oleh lapisan otot halus subepitelial. Jaringan hemoroid normal menimbulkan tekanan di dalam anus sebesar 15-20 % dari keseluruhan tekanan anus pada saat istirahat (tidak ada aktivitas apapun) dan memberikan informasi sensoris penting yang memungkinkan anus untuk dapat memberikan presepsi berbeda antara zat padat, cair, dan gas.
Pada umumnya, setiap orang memiliki 3 bantalan jaringan ikat subepitelial pada anus. Bantalan-bantalan tersebut merupakan posisi-posisi dimana hemoroid bisa terjadi. Ada 3 posisi utama, yaitu: jam 3 (lateral kiri), jam 7 (posterior kanan), dan jam 11 (anterior kanan). posterior kanan kiri pasien pasien anterior Sebenarnya hemoroid dapat juga menunjuk pada posisi lain, atau bahkan dapat sirkuler, namun hal ini jarang terjadi. Mengenai jam tersebut, pemberian angka jam berdasarkan kesepakatan:
angka 6 (jam 6)
menunjukkan arah posterior / belakang
angka 12 (jam 12)
menunjukkan arah anterior / depan
angka 3 (jam 3)
menunjukkan arah kiri
angka 9 (jam 9)
menunjukkan arah kanan
Dengan pedoman tersebut kita bisa tentukan arah jam lainnya. Secara umum gejala hemoroid timbul ketika hemoroid tersebut menjadi besar, inflamasi, trombosis, atau bahkan prolaps. Adanya pembengkakan abnormal pada bantalan anus menyebabkan dilatasi dan pembengkakan pleksus arterivenous. Hal ini mengakibatkan peregangan otot suspensorium dan terjadi prolaps jaringan rektum melalui kanalis analis. Mukosa anus yang berwarna merah terang karena kaya akan oksigen yang terkandung di dalam anastomosis arterivenous.
Hemoroid adalah bantalan jaringan ikat dibawah lapisan epitel saluran anus. Sebagai bantalan, maka ia berfungsi untuk:
· Mengelilingi dan menahan anastomosis antara arteri rektalis superior dengan vena rektalis superior, media, dan inferior
· Mengandung lapisan otot polos di bawah epitel yang membentuk masa bantalan
· Memberi informasi sensorik penting dalam membedakan benda padat, cair, atau gas
· Secara teoritis, manusia memiliki tiga buah bantalan pada posterior kanan, anterior kanan, dan lateral kiri.
Kelainan-kelainan bantalan yang terjadi adalah pembesaran, penonjolan keluar, trombosis, nyeri, dan perdarahan yang kemudian disebut/menjadi ciri dari hemoroid.






G. Pathway
Hemoroid

Etiologi belum diketahui



Faktor Predisposisi
- dewasa 20 - 50 tahun Tumor
- berdiri tegak terlalu lama / duduk terlalu lama
- meningkatnya tekanan intra abdominal akibat
konstipasi, asites, kehamilan, kegemukan,
sirosis hati



tekanan intra abdominal
meningkat



carises pleksus
Nyeri ← hemorroidektomi ← vana hemorroidalis


Risti Infeksi feses tidak lancar → Ggn Eliminasi Fecal


iritasi → Nyeri


perdarahan → Syok



Anemia






H. Tanda dan Gejala / Manifestasi Klinis

Hemoroid menyebabkan:
1. rasa gatal dan nyeri, dan
2. sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi.
3. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.
4. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.
Wasir bisa mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar, sehingga tinja mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk/tisu kamar mandi.
Darahnya bisa membuat air di kakus menjadi merah. Tetapi jumlah darah biasanya sedikit dan wasir jarang menyebabkan kehilangan darah yang berat atau anemia. Wasir yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan kembali dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya.
Wasir dapat membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di dalamnya terbentuk bekuan darah. Kadang wasir bisa mengeluarkan lendir dan menimbulkan perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan.
Gatal pada daerah anus (pruritus ani) bukan gejala dari wasir. Rasa gatal bisa terjadi karena sulit untuk menjaga kebersihan di daerah yang terasa nyeri ini.
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna diklasifikasikan sebagai derajat 1,2, dan 3. Hemoroid interna derajat 1 (dini) tidak menonjol melalui anus. Lesi biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri dan anterior kanan mengikuti penyebaran cabang-cabang vena hemoroidalis superior dan tampak sebagai pembengkakan globular kemerahan. Hemoroid derajat 2 dapat mengalami prolapsus melalui anus setelah defekasi. Hemoroid derajat 3 mengalami prolapsus secara permanen. Gejala-gejala hemoroid interna yang paling sering adalah perdarahan tanpa nyeri, karena tidak ada serabut-serabut nyeri pada daerah ini. Kebanyakan kasus adalah hemoroid campuran interna dan eksterna.

I. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis hemoroid dibuat dengan inspeksi dan proktoskopi. Bila hemoroid dan perdarahan terjadi pada penderita usia pertengahan dan usia lanjut , perlu bagi dokter untuk menyingkirkan adanya kanker

J. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah.
1. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.
4. Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
c. Minimal Invasif
Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika pengobatan farmakologis dan non-farmakologis tidak berhasil.
2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.
§ Prosedur ligasi pita karet
§ Hemoroidektomi kriosirurgi
§ Laser Nd: YAG
§ Hemoroidektomi
3. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif
· Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
· Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Membantu mencegah prolaps.
Nursing Assesment:
ü Personal Hygiene yang baik terutama didaerah anal
ü Menghindari mengejan selama defekasi
ü Diet tinggi serat
ü Bedrest/tirah baring untuk mengurangi pembesaran hemoroid
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam mungkin satu-satunya tindakan yang diperlukan; bila tindakan ini gagal, laksatif yang berfungsi mengabsorpsi air saat melewati usus dapat membantu. Rendam duduk dengan salep, dan supositoria yang mengandung anestesi, astrigen (witch hazel) dan tirah baring adalah tindakan yang memungkinkan pembesaran berkurang.
Terdapat beberapa tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, dan trapi laser adalah teknik terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya. Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini membantu mencegah prolaps.
Tindakan bedah konservatif hemoroid internal adalah prosedur ligasi pita-karet. Hemoroid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal di atas gari mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan di atas hemoroid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelahbeberapa hari dan lepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan bagi beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan in menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirugi adalah metode untuk mengangkat hemoroid dengan cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini relatif kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuhnya.
Laser Nd:YAG telah digunakan saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode pasca operatif.
Metode pengobatan hemoroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan bedah lebih luas. Hemoroidektomo atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektalbiasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operati selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxygel dapat diberikan di atas luka anal.
Biasanya, wasir tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang menyertainya. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderit wasir yang mengalami perdarahan. Dengan suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat dengan pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit. Pengobatan ini dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin diperlukan 3-6 kali pengobatan. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra merah (fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi).
Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal. Bila wasir dengan bekuan darah menyebabkan nyeri, maka bisa diobati dengan cara:
· duduk berendam dalam air hangat
· mengoleskan salep obat bius local
· pengompresan dengan kemiri.
Nyeri dan pembengkakan biasanya akan berkurang beberapa saat kemudian, dan bekuan menghilang setelah 4-6 minggu. Pilihan lainnya adalah memotong vena dan mengeluarkan bekuan, yang dengan segera akan mengurangi nyeri.
Pencegahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan kencing dan berak
9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
10. Jangan mengejan berlebihan
11. Duduk berendam pada air hangat
12. Minum obat sesuai anjuran dokter

K. Komplikasi

Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, trombosis, dan strangulasi. Hemoroid yang mengalami strangulasi adalah hemoroid yang mengalami prolapsus di mana suplai darah dihalangi oleh sfingter ani.

L. Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid

M. Pengkajian

1. Riwayat kesehatan:
ü Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?
ü Adakah nyeri abdomen?
ü Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa sering, apa warnanya?
ü Adakah mucus atau pus?
ü Bagaimana pola eliminasi klien? Apakah sering menggunakan laksatif?
2. Riwayat diet:
ü Bagaimana pola makan klien?
ü Apakah klien mengkonsumsi makanan yang mengandung serat?
3. Riwayat pekerjaan:
ü Apakah klien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk atau berdiri dalam waktu lama?
4. Aktivitas dan latihan:
ü Seberapa jumlah latihan dan tingkat aktivitas?
5. Pengkajian obyektif:
ü Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area perianal akan adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.

N. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis wasir yang membengkak dan terasa nyeri ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah anus dan rectum. Untuk keadaan yang lebih serius, misalnya tumor, bisa dibantu dengan pemeriksaan anoskopi dan sigmoidoskopi.
Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan klinis dari hemoroid berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat I sampai dengan derajat IV) dan pemeriksaan anoskopi dan kolonoskopi. Untuk memastikan, diperlukan pemeriksaan rontgen barium enema atau kolonoskopi total.
1. Konstipasi b.d mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama defekasi
2. Ansietas b.d rencana pembedahan dan rasa malu
3. Nyeri b.d iritasi, tekanan dan sensitivitas pada area rektal/anal sekunder akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter post-operatif
4. Perubahan eliminasi urinarius b.d rasa takut nyeri post-operatif
5. Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapi


O. Perencanaan dan intervensi

1. Menghilangkan konstipasi
Intervensi:
ü Menyusun waktu untuk defekasi, biasanya setelah makan atau pada waktu tidur
ü Menggunakan latihan relaksasi sesuai kebutuhan
ü Menambahkan makanan tinggi serat pada diet
ü Meningkatkan masukan cairan hingga 2 liter/24 jam
2. Menurunkan ansietas
3. Menghilangkan nyeri
Intervensi:
ü Mengubah posisi tubuh dan aktifitas untuk meminimalkan nyeri dan ketidaknyamanan
4. Meningkatkan eliminasi urinarius
5. Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi
6. Pendidikan klien dan pertimbangan perawatan di rumah
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Diperlukan tindakan apabila hemoroid menimbulkan keluhan.
2. Faktor resiko terjadinya hemoroid yaitu keturunan, anatomi, pekerjaan, umur, endokrin, mekanis, fisiologis dan radang.
3. Hemoroid terdiri dari 2 jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas garis mukokutan dan hemoroid eksterna yang terletak di bawah garis mukokutan.
4. Manifestasi klinis hemoroid yaitu perdarahan per anum berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan faeces.
5. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok dubur dan penilaian anoskop. Bila perlu dilakukan pemeriksaan proktosigmoidoskopi untuk menyingkirkan kemungkinan radang dan keganasan.
6. Diagnosis banding dari hemoroid yaitu Ca kolorektum, penyakit divertikel, polip,
7. kolitis ulserosa dan fissura ani.
8. Komplikasi dari hemoroid yaitu perdarahan hebat, inkarserasi dan sepsis.
9. Penatalaksanaan hemoroid yaitu dengan konservatif, membuat nekrosis jaringan dan bedah.
10. Prognosis hemoroid baik bila diberikan terapi yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis & Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.
http://viethanurse.wordpress.com/2009/02/27/asuhan-keperawatan-klien-dengan-hemoroid/
http://www.klikdokter.com/illness/detail/135
http://viethanurse.wordpress.com/2009/02/27/asuhan-keperawatan-klien-dengan-hemoroid/
http://medlinux.blogspot.com/2009/02/hemoroid.html

Tidak ada komentar: